Diumurku yang ke 27

Salah dan benar tidak dapat dipisahkan, jadikan kesalahan sebagai pengalaman hidup, bahwa sejatinya kau bisa benar karena salah


Aku lahir di tahun 1991, tahun ini aku berumur 27 tahun.

Selama 27 tahun aku hidup, banyak suka dan duka yang aku lalui. 

         Baca Juga : Kenangan Masa Kecil 

Banyak pencapaian yang aku raih, dan tentu saja banyak kegagalan pula. Dari banyak hal yang aku anggap prestasi ada juga beberapa yang aku sesali.

Yang pertama adalah belum maksimal menjadi seorang ibu.

Menjadi seorang ibu dimulai ketika ada suatu yang kecil hidup di dalam rahim kita. Dan pada saat itu aku tidak melakukan hal yang maksimal untuk anakku.

morning sicknes

Disaat awal kehamilan aku mengalami morning sick yang sangat parah, aku selalu muntah ketika selesai makan bahkan aku sampai masuk rumah sakit karena selalu muntah.

Dulu aku tidak tau kalau aku punya penyakit maag, dan ketika aku selalu muntah aku mengganggap itu hanya ngidam dan akan hilang seiring berjalannya waktu.

Tapi ternyata tidak setelah aku masuk RS dan periksa barulah aku tau maag lah yang menggangu kesehatanku.

Sebenarnya sakit maag ku bukan penyakit maag kronis, cuman karena aku hamil hormon kehamilan menjadikan maagku tambah parah.

Dan karena sakit maag ku itu aku tidak bisa makan, sehingga saat hamil bukannya naik berat badan tapi turun karena selalu muntah.

Morning sick ku yang parah ini mengakibatkan kurangnya berat badan pada janinku, walaupun masih bisa dikejar tapi hal ini cukup mengkhawatirkan.

Jika saja aku sudah tau jauh jauh hari tentang hal ini mungkin aku akan langsung periksa ke dokter dalam, inilah yang aku sesali.

Namun atas izin Allah anakku lahir dengan sehat dan lengkap walau BB nya minimal di angka 2.5, aku berharap dengan sharing aku tentang kehamilanku yang pertama ini dapat membantu ibu lain yang mengganggap bahwa muntah tanpa makan di awal kehamilan itu tidak apa apa.

Dan hal ini menjadi pembelajaran aku tentang bagaimana menjaga kesehatan di awal kehamilan.

Yang kedua adalah soal MPASI. Alhamdulillah anakku lolos ASI ekslusif selama 6 bulan, dan akhirnya dilanjutkan MPASI homemade.
menu mpasi
sumber momadoc.com

Aku dan suami sepakat untuk tidak memberikan MPASI instan.

Bukan karena kami anti MPASI instan, tapi karena kami menganggap yang alami akan lebih sehat.

MPASI instan buat kami hanya untuk darurat, misal sedang traveling dan tidak.bisa memasak.

Saat mau memasuki masa MPASI aku selalu searching tentang pengalaman mpasi ibu lain, dan kesalahan ku dimulai dari sini.

Aku mencari tau lewat Instagram bukan kepada dokter, sehingga aku tau hanya sebatas pengalaman orang lain bukan bagaimana mpasi secara medis.

Menurut pengalaman ibu ibu di Ig pemberian MPASI harus menu tunggal terlebih dahulu, agar mengetahui anak alergi atau tidak.

Hal tersebut tidak salah, tapi menurut yang saya baca di jurnal pemberian MPASI lebih baik langsung pada menu lengkap agar anak tidak mengalami mal nutrisi.

Pemberian MPASI tunggal hanya untuk anak yang rawan alergi, biasanya turunan dari orang tua.

Sehingga apabila anak anda tidak ada keturunan alergi atau riwayat alergi saat anda menyusui lebih baik langsung memberikan mpasi menu seimbang. 


Dua diatas adalah penyesalanku selama menjadi seorang ibu, semoga sharing sedikit ku ini dapat membantu ibu lain agar bisa belajar lebih baik tentang masalah membesarkan anak.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url